Makassar, CNN Indonesia —
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar angkat bicara setelah diduga terlibat dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok magang (ferienjob) ke Jerman.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. drg. Muhammad Ruslin merespon hal tersebut menyatakan Unhas tidak terlibat dalam program mahasiswa magang di Jerman.
“Universitas Hasanuddin menegaskan bahwa tidak ada kerja sama resmi Unhas terkait program ferienjob, baik program yang bersifat flagship maupun mandiri,” kata Prof Muhammad Ruslin, Kamis (28/3).
Prof Ruslin menerangkan bahwa pihaknya setelah melakukan proses pengecekan ke bidang Kerjasama Internasional dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB)/flagship maupun mandiri.
“Namun, Unhas menerima laporan dari salah satu prodi di Unhas, kalau pada Oktober 2022 lalu terdapat mahasiswa yang meminta surat keterangan aktif kuliah untuk kelengkapan berkas yang digunakan untuk mengurus visa sebagai dokumen keberangkatan mengikuti kegiatan Ferienjob tersebut selama satu bulan dan telah kembali ke tanah air,” katanya.
Kemudian pada tahun yang sama, kata Prof Ruslin bahwa Dekan Fakultas Teknik juga mendapatkan tawaran untuk mengikuti program kegiatan pengiriman tenaga kerja dari unsur mahasiswa ke Jerman.
“Namun, tidak ditindaklanjuti karena menurut Dekan Fakultas Teknik program magang mahasiswa tersebut tidak sejalan dengan pencapaian kompetensi mahasiswa,” jelasnya.
Suara kampus lain di Makassar
Sementara Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Abd Rakhim Nanda menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengirimkan mahasiswa dalam program kerja paruh waktu atau magang ke Jerman.
Menurutnya seluruh program magang yang dijalankan Unismuh memiliki prosedur ketat, dimana setiap mahasiswa diwajibkan memiliki surat rekomendasi dari Divisi Karir Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unismuh.
“Tapi hingga saat ini, tidak ada satupun permintaan rekomendasi magang ke Jerman,” kata Rakhim dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/3).
Rakhim mengaku pihaknya sempat mendapatkan informasi ada dua mahasiswa Unismuh diduga mengikuti program tersebut.
“Kami mendapatkan informasi, bahwa ada dua mahasiswa Unismuh, yang diduga mengikuti program magang tersebut, namun itu dilakukan secara mandiri, atas inisiatif pribadi, dan tanpa melapor ke pihak kampus. Mahasiswa yang bersangkutan mungkin mendapat informasi dari luar kampus, sebab Unismuh tidak pernah mensosialisasikan adanya program magang ke Jerman,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Fajar (Unifa) Muhammad Bisyri menerangkan bahwa pihak kampus sempat mengirimkan satu orang mahasiswa magang ke Jerman pada tahun 2023 lalu.
“Jadi dulu waktu dibuka, itu kan tim feer and job itu datang berkunjung di Unifa, kemudian melakukan komunikasi dan membuka program. Kita buka kesempatan kepada mahasiswa untuk mendaftar. Itu semua program studi, boleh mendaftar dan lolos, hanya satu orang,” kata Bisyri.
Meski demikian, Bisyri mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi resmi dari pihak Kemendikbud terkait 41 kampus diduga terlibat kasus TPPO modus mahasiswa magang ke Jerman.
“Secara resmi kami belum terima ini informasi juga kami dapat dari media online, kalau informasi resmi belum sampai ke kita,” pungkasnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutk sebanyak 41 kampus di Indonesia diduga terlibat dalam kasus tersebut. Di antaranya 4 kampus di Makassar, yakni, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Universitas Fajar (Unifa) dan Universitas Muhammadiyah Makassar.
(mir/fra)